Satu tahun yang lalu, saya pernah mengikuti kegiatan penelitian yang cukup besar karena melibatkan banyak elemen yang terlibat di dalamnya, antara lain Kementrian PMK, TNI (beserta pasukan khususnya dari berbagai bidang AU,AL), POLRI (Brimob), Akademisi dan Umum yang membaur menjadi satu dibawah nama Ekspedisi NKRI 2016 Koridor Papua Barat. Dalam melaksanakan penelitian, mungkin hal ini berbeda dengan biasanya karena kami para asisten peneliti dan tenaga ahli di dampingi langsung oleh Militer yang tujuannya disini melindungi dan sama-sama belajar di Papua barat.
Suka duka perjalanan menuju ke Papua sepertinya akan sangat panjang jika diceritakan secara detil. Kami para peserta Ekspedisi NKRI diberangkatkan menuju Papua barat menggunakan KRI Surabaya dari titik keberangkatan Pelabuhan Tanjung Priok. Ya, kami diberangkatkan menggunakan kapal. Kapal ini bukan kapal biasa karena kapal ini merupakan salah satu alutsista yang cukup besar dan memiliki rekam perjalanan yang cukup baik, bahkan kapal ini juga pernah menjadi kapal perang terbaik pada tahun 2009. Salah satu kehormatan bagi saya dan juga teman-teman Ekspedisi NKRI diberi kesempatan untuk dapat merasakan tinggal di kapal yang luar biasa ini. Untuk sampai di tujuan akhir yaitu Papua barat, kami harus melewati tiga zona waktu yang berbeda yaitu WIB, WITA,WIT serta berkesempatan singgah di beberapa kota yang istimewa tentunya. Kami singgah di Makassar untuk mengisi bahan bakar dan diberikan kesempatan untuk pesiar menjelajahi kota Makassar. Untuk beberapa subkorwil, perjalanan belum berakhir ketika sampai di gerbang Papua barat yaitu Sorong karena harus melanjutkan perjalanan menggunakan alutsista milik TNI berupa pesawat hercules atau lanjut menggunakan kapal perintis. Subkorwil 4 Manokwari selatan tempat saya berada diberangkatkan menuju lokasi akhir menggunakan pesawat Hercules milik TNI dan berkat Ekspedisi NKRI lah saya akhirnya bisa merasakan berada di dalam pesawat Hercules yang cukup fenomenal itu.
Baiklah, mungkin cukup cerita perjalanan menuju Papua Barat yang kami lalui. Singkatnya, semua pengalaman diatas sudah tertulis rapih pada buku Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat 2016 yang merangkum hasil penelitian dan perjalanan yang kami dapatkan. Ini adalah sebuah pencapaian yang cukup membanggakan untuk saya pribadi, karena untuk pertama kalinya tulisan saya beserta teman-teman satu tim diwujudkan dalam sebuah buku. Buku yang tidak semua orang dapat memilikinya, dan buku dimana terdapat nama kami masing-masing di kolom penulis. Buku ini sudah lama ditunggu-tunggu karena bagi saya dan beberapa teman saya buku ini adalah goals dari apa yang kami dapatkan di lapangan selama berada di tanah Papua. Buku ini berisikan pengetahuan baru hasil temuan tim Ekspedisi tentang Papua Barat yang mungkin butuh waktu lebih dari satu minggu untuk membaca sampai habis buku ini, mulai dari subkorwil 1-7 beserta masing-masing bidang penelitian. Buku ini mustahil bisa selesai tanpa ada bantuan dari tangan dingin para Tim Ahli yang dengan sabar mengedit tulisan-tulisan kami menjadi sebuah narasi yang sangat apik (Terima kasih banyak Tim Ahli). Buku dengam tebal 512 halaman ini adalah saksi perjalanan kami yang penuh dengan pembelajaran, dan pengalaman yang tidak akan kami lupakan.