Kaleidoscope of 2016

It’s the end of year 2016, and 2016 almost done. Panjang rasanya jika menceritakan kembali tentang tahun dua ribu enam belas yang penuh dengan drama menurut saya. Jika di jabarkan mungkin akan terlihat seperti novel bukan seperti sebuah postingan blog. Baiklah, singkatnya tahun ini adalah tahun yang membuat saya banyak sekali mendapat pelajaran.

Di awal tahun 2016, dengan drama pada akhir bulan desember 2015 pukul 21.00 wib berlatarbelakang tempat Stasiun Kutoarjo Purworejo, untuk pertama kalinya saya berpisah dengan Johan untuk waktu yang sangat lama karena kegiatan Ekspedisi NKRI. Ya, beberapa hari sebelumnya saya dinyatakan lolos dalam seleksi tersebut. Hari itu, jika saya bisa membuat jeda pada waktu mungkin akan saya lakukan agar saya tidak berpisah jauh dengan Johan, tapi nyatanya saya tidak bisa. Entah berapa banyak mata saya mengeluarkan air kesedihan yang teramat dalam waktu itu. Jogja-Kutoarjo bukan lokasi yang dekat, tapi Johan dengan sabar mengantar saya (untuk pertama kalinya saya diantar oleh seorang yang istimewa di hidup saya) ke Stasiun Kutoarjo. Selama perjalanan banyak sekali drama yang terjadi, mulai dari ban motor yang pecah sampai makan nasi padang bungkus satu untuk berdua di stasiun. Hal yang tidak akan saya lupa sampai kapanpun di hidup saya. Untuk pertama kalinya pula saya merasakan pelukan yang paling hangat dan tulus selama ini. Terima kasih Johan untuk malam manis itu, dan kita sama-sama melewatkan malam pergantian tahun dengan jarak yang cukup jauh.

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, kepergian saya dari Jogja ialah untuk bertanggug jawab atas keikutsertaan saya pada kegiatan Ekspedisi NKRI 2016 di Papua Barat. Kegiatan yang sebelumnya diikuti oleh Johan pada tahun 2014, dan itu pula yang memotivasi saya untuk akhirnya memutuskan mendaftar. Tidak pernah ada dalam bayangan saya bahwa yang akan saya sambangi adalah Papua, surga kecil yang jatuh ke bumi katanya. Belum sempat saya membayangkan tentang Papua dan apa yang akan saya lakukan disana, kabar itu kemudian datang. Awalnya hanya iseng-iseng berhadiah ketika mendaftar karena saya memang belum siap untuk berada jauh dari Johan. Bayangan #Longdistancerelationship setiap hari selalu hadir di hari-hari yang saya lalui selama kegiatan berlangsung. Ujian yang sangat berat untuk saya disaat saya telah menyusun rencana panjang dengan orang yang saya sayangi dan semua itu harus tertunda sangat lama karena kegiatan ini. Johan di posisi ini selalu menguatkan saya supaya bisa melewati ujian ini agar kami sama-sama bisa berkembang, berproses menjadi lebih kuat.

 Baru beda pulau, lebih berat mana sama beda galaksi?” Johan 

Lima bulan bukanlah waktu untuk kami karena perbedaan jarak, waktu yang terpaut 2 jam, dan tentu saja kegiatan padat yang akan menyulitkan kami untuk berkomunikasi secara rutin. Banyak cobaan yang kami lalui selama menjalani hubungan jarak jauh ini, rasa cemburu, curiga, bahkan kepercayaan terkadang bisa berubah sewaktu-waktu. Mood memang berperan penting dalam menjalani hubungan seperti ini, jika tidak pintar mengkontrol mood maka jadilah.

Banyak hal yang saya dapatkan ketika saya berada di Tanah Papua. Pengalaman baru yang belum pernah saya rasakan dan bayangkan sebelumnya. Bertemu dengan orang-orang hebat yang berpengaruh, bahkan bertemu dengan orang yang bisa dibilang membuat hubungan saya dan johan menjadi goyang. Ketika di Papua lah saya akhirnya melihat dan merasakan langsung masuk ke alam bebas yang benar-benar masih asli. Hutan, laut, sungai semuanya pengalaman tak terlupakan untuk saya. Merasakan pertama kalinya snorkeling, menaiki puncak tertinggi di Pegunungan Arfak sampai melihat danau terindah yang pernah saya lihat selama hidup saya yaitu Dua sejoli Danau Anggi Ji dan Anggi Gida yang menganut dualisme jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Di pertemukan oleh sahabat baru yang saling memberi motivasi, dan tempat berbagi cerita. Dan bertemu dengan dia yang selanjutnya berakhir dengan berakhirnya hubungan saya dengan Johan. Bukan, bukan menghakimi dia atau meninggalkan Johan karena tidak Sayang. Johan adalah satu-satunya orang sampai saat ini yang tidak pernah hilang dalam perasaan ini(maaf terlalu berlebihan) tapi karena ialah akhirnya saya bisa seperti sekarang. Johan lah yang selalu menguatkan saya. Dan karena kebodohan yang terlalu konyol yang kemudian membuat kami (saya dan Johan) akhirnya tidak bersama lagi. Berat untuk saya menerima ini semua, menerima kenyataan pahit yang ada di hadapan saya sekarang. Tapi apa mau dikata, semua yang sia-sia akhirnya akan menjadi makna pada waktunya nanti.

Di tahun 2016 pula saya akhirnya bisa membuktikan kepada kedua orang tua saya dan keluarga bahwa saya biaa bertanggung jawab dengan pendidikan saya. Saya di wisuda pada tanggal 25 Agustus 2016 bersama dengan orang terkasih saya Johan. Ya, yang di impikan selama ini akhirnya bisa terlaksana. Bertemu dengan kedua orang tua Joham membuat saya jatuh cinta pada mereka pada pandangan pertama, bahkan jauh sebelum bertemu mereka, rasa cinta untuk mereka sudah tumbuh melalui rasa sayang saya kepada Johan. Hari bersejarah untuk hidup saya karena bisa bertemu kedua orang tua istimewa yang telah melahirkan dan membimbing Johan orang yang saya sayangi.

Menjelang penghujung tahun, saya di kagetkan juga dengan kabar bubarnya band yang selama ini kami gandrungi yaitu Banda Neira. Musik mereka yang selama ini menemani hari-hari kami dan segala kisah di dalamnya akhirnya tidak lagi dapat kami nikmati, bahkan ketika saya dan Johan berpisah lagu-lagu Banda Neira lah yang kemudian paling mengerti tentang apa yang sebenarnya saya rasakan. #TerimaKasihBandaNeira untuk semua karya kalian yang sudah membuat hari-hari kami menjadi lebih hidup.

Memasuki tanggal 31 Desember lagi, membuat saya sedikit nelangsa, tahun yang penuh ujian ini akhirnya akan berakhir, tahun yang paling menguras emosi, pikiran, dan tenaga ini akhirnya akan benar-benar pergi. Jika saja hari ini adalah tahun 2015 saya akan memutuskan untuk tidak pergi ke Papua saat itu. Tapi apa itu bagus? Tidak. Itu hal yang konyol, Tuhan punya rencana lebih indah untuk kehidupan kami, mungkin saja Tuhan memberikan ujian ini agar kita benar-benar berproses, karena proses tidak akan menghianati hasil.

Selamat tahun baru 2017 dan Terima kasih 2016

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s